Jejak Sejarah Bowling yang Berawal dari Peradaban Mesir Kuno – Bowling, seni merobohkan pin menggunakan bola berat, adalah permainan yang sangat terkenal di seluruh dunia. Dalam olahraga bowling, pemain menggulirkan bola berat ke jalur kayu untuk menjatuhkan pin. Permainan ini mirip dengan skittles dari Inggris, di mana tujuannya adalah merobohkan pin dengan bola atau kepingan. Orang-orang secara global paling mengenal tenpin sebagai bentuk bowling di mana pemain harus merobohkan 10 pin. Tapi, seberapa tua sebenarnya permainan ini? Apakah berasal dari zaman Paleolitik? Yang jelas, sejarah bowling sudah ada sejak sekitar lima ribu tahun yang lalu.
Orang tahu bahwa bowling sudah ada sejak zaman Mesir kuno
Permainan bowling sudah ada sejak sekitar 5.000 tahun lalu, pada masa peradaban Mesir kuno. Di awal abad ke-20, Sir Flinders Petrie, seorang antropolog Inggris, menemukan beberapa artefak yang mirip dengan peralatan bowling di sebuah kuburan pemuda. Laporan ABC Science menyebutkan bahwa para peneliti menemukan sebuah ruangan dengan lantai batu kapur halus dan dua bola batu dari Mesir dan Romawi abad kedua dan ketiga. Para peneliti kemungkinan besar telah menemukan arena bowling tertua di ruangan ini.
Di abad pertengahan, Jerman kuno memiliki permainan yang mirip dengan bowling untuk penebusan dosa
Pada abad ketiga dan keempat, orang-orang mengadakan upacara keagamaan “Bowling untuk Keselamatan”, seperti yang tercatat dalam buku Sports Around the World. Dalam upacara ini, para petani menggunakan tongkat bernama “kegel” yang bentuknya mirip dengan pin bowling yang kita kenal sekarang.
Dalam upacara tersebut, kegel menjadi target utama. Dengan pengawasan seorang juru tulis, peserta melempar bola kayu ke arah kegel. Kegel melambangkan dosa, paganisme, iblis, dan berbagai hal negatif lainnya. Dengan menggelindingkan bola kayu ke kegel, para peserta berusaha simbolis untuk mengatasi dosa. Orang-orang akan menganggap mereka yang berhasil meruntuhkan semua simbol dosa sebagai kegler yang telah bebas dari dosa dan merayakannya. Pada masa itu, permainan ini sangat populer.
Martin Luther memiliki permainan bowling sendiri
Orang-orang melihat Jerman sebagai pusat utama permainan bowling dan menjadikan bowling sebagai olahraga nasionalnya. Sebagai contoh, Britannica mencatat bahwa pada tahun 1463, di Frankfurt, sebuah pesta bowling memberikan hadiah daging rusa, yang kemudian menarik perhatian sebagai bentuk perjudian dengan taruhan uang. Permainan ini kemudian menyebar ke negara-negara tetangga Jerman, seperti pada kontes bowling tahun 1518 di Breslau, Polandia, di mana pemenangnya mendapatkan hadiah seekor lembu.
Namun, dari zaman kuno hingga periode pramodern, permainan kegel di Jerman erat kaitannya dengan aspek agama. Salah satu tokoh utama yang mendorong perkembangan bowling adalah Martin Luther (1483-1546), pemimpin Reformasi Protestan. Luther mendirikan sebuah arena bowling dengan satu jalur di dekat kediamannya di Wittenberg. Meskipun dalam tradisi pin melambangkan dosa, Luther melihat pin sebagai simbol pendeta Katolik yang ia kritik. Luther sangat menikmati melemparkan bola ke pin-pinnya.
Pada masa pra-Luther, jumlah pin dalam permainan bowling masih belum terstandarisasi, bervariasi antara tiga hingga tujuh belas. Luther kemudian berperan penting dalam merumuskan aturan baku dengan menetapkan jumlah pin menjadi sembilan, sebuah kontribusi signifikan bagi perkembangan olahraga bowling. Dengan langkah ini, Luther tidak hanya mereformasi kekristenan, tetapi juga secara kontroversial mengubah aturan permainan bowling.
Pemerintah Inggris pernah melarang permainan lawn bowls
Di Inggris, permainan lawn bowls merupakan aktivitas populer yang berhubungan dengan bowling. Menurut buku Bowling, Raja Edward III melarang permainan lawn bowls pada tahun 1366 karena pasukannya melewatkan pelatihan militer wajib akibat terlalu asyik bermain. Raja Henry VIII juga mengeluarkan larangan serupa pada tahun 1512, tetapi hanya untuk kaum tani. Raja Henry VIII percaya bahwa para petani lebih suka bermain bowling daripada bekerja, meskipun ia sendiri juga menyukai permainan itu.
Inggris juga memperkenalkan konsep bowling di dalam ruangan. Pada tahun 1455, mereka menutup lapangan bowling rumput dan membangun arena bowling pertama. Konsep ini kemudian menyebar ke Amerika, di mana bowling menjadi salah satu permainan paling populer selama masa kolonial. Popularitas lawn bowls menurun karena banyak orang lebih menikmati permainan pin bowling, yang melibatkan menjatuhkan pin daripada hanya mengenai bola kecil.
Bowling menyebar ke Amerika
Selama periode penjajahan, permainan pin bowling mulai menyebar ke luar Jerman. Menurut Britannica, antara abad ke-15 dan ke-17, bowling secara bertahap menyebar ke Negara-negara Dataran Rendah. Di wilayah ini, masyarakat setempat bermain bowling di dalam gudang “Kegelbahns” yang beralaskan kayu keras atau tanah liat.
Pada tahun 1624, pemukiman Belanda di New Netherland (sekarang New York) membawa permainan bowling dengan sembilan pin ke wilayah tersebut. Menariknya, taman tertua di New York City, yang bernama Bowling Green, dulunya merupakan arena untuk permainan bowling rumput. Orang Belanda menamainya “Dataran”. Orang-orang melaporkan bahwa di tempat inilah Peter Minuit membeli Manhattan dari penduduk asli Amerika.
Belanda kemudian memanfaatkan lokasi tersebut sebagai pasar, meskipun tetap terkait dengan permainan sembilan pin. Meskipun orang Belanda terkenal dengan permainan bowling, sebenarnya imigran Jerman yang datang ke Amerika Serikat pada tahun 1840-an lah yang mengembangkan permainan ini secara pesat.
Orang-orang di Amerika Serikat pernah melarang permainan bowling
Pada tahun 1840, arena bowling indoor pertama di Amerika Serikat, yang dikenal sebagai Knickerbocker Alleys, dibuka di New York City. Permainan ini dengan cepat meraih popularitas, dan pada akhir dekade tersebut, lebih dari 400 arena bowling sudah berdiri di New York. Sayangnya, popularitas ini juga menarik minat besar terhadap perjudian, yang mengakibatkan peningkatan kejahatan terkait olahraga.
Seiring dengan meningkatnya perhatian pemerintah terhadap perjudian yang terkait dengan bowling, beberapa daerah mulai melarang permainan ini. Contohnya, Connecticut melarang bowling sembilan pin pada tahun 1841. Namun, beberapa pengusaha bowling yang tidak patuh tetap melanggar hukum dengan menambahkan pin kesepuluh. Pada dekade 1860-an, permainan ini menjadi permainan utama di klub-klub Jerman.
Pada tahun 1895, orang-orang menetapkan standar untuk permainan bowling.
klub bowling mendirikan National Bowling Association untuk menyusun standar permainan, termasuk aturan mengenai ukuran bola, garis penempatan, dan menghapuskan “kayu mati”. Inisiatif ini dilanjutkan oleh organisasi lain seperti Liga Bowling Amerika yang dibentuk pada tahun 1890 dan Liga Bowling Amatir Amerika yang didirikan pada tahun 1891.
Menurut buku *Sports in American History from Colonial Times to the Twenty-First Century*, Liga Bowling Amerika menghapus lemparan ketiga per frame dan menetapkan skor maksimum 200 poin. Beberapa varian dengan tiga lemparan, seperti Duckpin Bowling yang menggunakan pin dan bola lebih kecil tanpa lubang jari, masih ada hingga kini.
Kesuksesan dalam standardisasi mencapai puncaknya dengan pembentukan Kongres Bowling Amerika (ABC) di New York City pada 9 September 1895. Kelompok ini menetapkan aturan permainan bowling modern, termasuk pengaturan bobot dan dimensi bola, penempatan pin, serta skor maksimum 300 dengan sistem serangan dan cadangan. Sejak saat itu, popularitas bowling mulai meningkat kembali.
Namun, ABC melarang partisipasi orang non-kulit putih dan perempuan dalam organisasi mereka. Sebagai respons, perempuan membentuk Kongres Bowling Internasional Wanita pada tahun 1916 dan sering berkolaborasi dengan ABC. Segregasi juga memaksa pembentukan National Negro Bowling Association oleh komunitas non-kulit putih.
Perkembangan bola bowling dari zaman ke zaman
Pada awal abad ke-20, pemain bowling umumnya menggunakan bola yang terbuat dari lignum vitae, jenis kayu yang sangat padat dan keras, namun rentan terhadap kerusakan. Beberapa pemain akan mengebor bola kayu ini dan mengisinya dengan timah untuk menciptakan efek lengkungan tajam, dikenal sebagai “bola dodo.”
Perubahan signifikan terjadi pada tahun 1905 ketika bola karet padat yang disebut Evertrue diperkenalkan oleh pembuatnya, Brunswick. Bola ini terbuat dari mineralit, dirancang untuk mengurangi kebisingan saat bola meluncur di jalur. Evertrue menjadi sangat populer, dan produksi massalnya dimulai pada tahun 1914.
Saat ini, bola bowling telah berevolusi lebih jauh dan umumnya terbuat dari bahan sintetik. Kebanyakan bola bowling modern memiliki inti logam bubuk yang dicampur dengan resin, sementara lapisan luar yang lebih ringan terbuat dari poliester atau manik-manik kaca yang dicampur resin. Kulit terluarnya umumnya terbuat dari poliuretan atau poliester.
Turnamen bowling internasional pertama diadakan di Eropa
Salah satu indikasi seriusnya perkembangan olahraga adalah munculnya turnamen. Turnamen bowling internasional pertama kali mungkin diselenggarakan di Jerman pada akhir abad ke-19. Namun, formalitas turnamen ini meningkat pada tahun 1926 dengan pendirian Asosiasi Bowling Internasional, yang mengorganisir beberapa turnamen hingga tahun 1936.
Asosiasi Bowling Internasional kemudian digantikan oleh Fédération Internationale des Quilleurs (FIQ), yang didirikan pada tahun 1952 dan menyelenggarakan kompetisi amatir internasional besar pertamanya pada tahun 1954. Pada tahun 2014, nama organisasi ini berubah menjadi World Bowling, dan pada tahun 2020, berganti nama lagi menjadi International Bowling Federation (IBF).
Di Amerika Serikat, Kongres Bowling Amerika melanjutkan tradisi turnamen yang lebih sering dibandingkan turnamen internasional. Pada tahun 2005, Kongres Bowling Amerika bergabung dengan Kongres Bowling Internasional Wanita dan Aliansi Bowling Amerika Muda untuk membentuk Kongres Bowling Amerika Serikat.
Mesin otomatis bowling mengubah segalanya
Dalam bowling modern, terdapat mesin yang secara otomatis membersihkan dan mengatur ulang pin. Namun, sebelum adanya teknologi ini, anak-anak dipekerjakan untuk menyusun ulang pin secara manual, sebuah pekerjaan yang berbahaya dan upahnya rendah.
Upaya awal untuk menciptakan mesin otomatis tidak memuaskan karena mesin tersebut tidak dapat mendeteksi pin dengan akurat. Baru pada tahun 1941, Gottfried “Fred” Schmidt berhasil mematenkan mesin bowling yang inovatif. Mesin seberat dua ton ini mampu menghentikan bola, menyusun ulang pin, dan mengembalikan bola kepada pemain.
Mesin ini baru siap untuk produksi massal pada tahun 1952, dengan hak paten Schmidt dikelola oleh American Machine and Foundry Company, yang menjadi produsen utama pinsetter. Pada tahun 1958, mesin-mesin ini berkembang pesat dan mencapai 40.000 unit yang disewakan.
Bowling digilai banyak orang di Amerika
Pendirian Asosiasi Bowler Profesional (PBA) pada tahun 1958 menandai tonggak penting dalam sejarah bowling. Dalam waktu kurang dari dua dekade, para pemain bowler bersaing untuk memenangkan hadiah uang jutaan dolar, menghasilkan bintang-bintang seperti Don Carter. Carter, yang merupakan anggota pendiri dan presiden PBA, terkenal karena penampilannya dalam pertandingan yang disiarkan televisi.
Carter memulai karir bowlingnya sebagai pinsetter sebelum era otomatisasi, dan pada tahun 1964, ia menjadi atlet pertama di olahraga ini yang mendapatkan kontrak dukungan senilai 1 juta dolar AS atau sekitar Rp14,8 miliar dengan produsen bola bowling Ebonite. Selain Carter, ada juga bintang-bintang seperti Dick Weber, anggota piagam PBA, dan Earl Anthony, yang menjadi pemain bowling pertama yang meraih pendapatan karier lebih dari 1 juta dolar AS.
Pada periode antara tahun 1950 hingga 1970-an, bowling menjadi sangat populer di Amerika. Selain turnamen PBA, olahraga ini meraih perhatian besar di televisi melalui acara seperti “Bowling for Dollars,” di mana peserta dari seluruh Amerika Serikat berkesempatan memenangkan uang tunai dan hadiah dengan tiga lemparan pin.
Bowling masuk ke Asia
Bowling memang memiliki jangkauan internasional, tetapi pengaruh globalnya awalnya terbatas pada Amerika dan Eropa. Namun, tentara Amerika memperkenalkan bowling ke Jepang setelah Perang Dunia II. Museum & Hall of Fame Bowling Internasional mencatat pembukaan pusat bowling sipil pertama di Jepang pada tahun 1952 dan pembentukan Asosiasi Bowler Profesional Jepang pada tahun 1967.
Meskipun Amerika Serikat mendominasi industri manufaktur bowling sejak awal, perusahaan-perusahaan Jepang cepat meraih pangsa pasar. Pada tahun 1970, Jepang telah memiliki lebih dari 3.500 pusat bowling, dengan Jalur Stadion Korakuen di Tokyo sebagai yang terbesar, memiliki 62 jalur. Turnamen di Jepang mengundang para pemain dari Professional Bowlers Association (PBA) untuk berkompetisi. Bowling juga semakin berkembang di Asia, termasuk di Indonesia, Korea, Hong Kong, Thailand, dan Singapura.
Bowling diragukan sebagai olahraga Olimpiade
Pada akhir 1980-an, popularitas bowling mulai menurun, namun hal ini tidak menghentikannya untuk memasuki arena Olimpiade. Olimpiade Seoul 1988 menampilkan bowling sebagai olahraga ekshibisi, namun komunitas Olimpiade belum sepenuhnya menerima bowling sejak penampilan tersebut. Pandangan umum tentang olahraga tersebut sebagian menyebabkan penolakan.
Komite Olimpiade Internasional (IOC) menolak tawaran bowling untuk masuk dalam Olimpiade Paris 2024 pada tahun 2019. Kurangnya daya tarik bowling bagi penonton muda, sementara skateboard, selancar, dan breakdance dianggap lebih menarik bagi generasi muda, menjadi dasar penolakan ini.
Anak-anak muda tidak akan melupakan bowling. Sejarah menunjukkan bahwa olahraga ini telah mengalami fluktuasi dalam popularitasnya. Dengan waktu, ada kemungkinan besar bahwa bowling akan kembali mendapatkan perhatian dan menjadi populer di kalangan generasi mendatang.